Gizi Ramadhan

Ramadhan, bulan penuh keberkahan ini sebentar lagi akan meninggalkan kita. Sudahkah kita bertanya pada diri masing-masing? Seberapa maksimal kita mengambil berkah bulan mulia ini? Tentu anda sendiri yang tahu jawabannya.
Saya ingin katakan bahwa Ramadhan ini ibarat sebuah hidangan istimewa yang disuguhkan oleh Alloh untuk hamba-hamba-Nya. Di dalamnya terdapat beragam menu spesial yang dapat menyehatkan jiwa dan raga, menguatkan pikiran dan keimanan, membersihkan ruhani dan jasmani. Pokoknya komplit.
Dari segi waktu penyajian, menu Ramadhan ini terbagi tiga rentangan waktu, yakni: fase rohmah (kasih sayang Alloh), fase maghfiroh (ampunan Alloh) dan fase itqun minannar (pembebasan dari api neraka). Sedangkan dari segi aneka menu pilihannya sangatlah beraneka macam, diantaranya: shaum, qimamullail, tadarus Alqur'an, zakat, infak, shadaqah, i'tikaf dan lain-lain. Semuanya menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai gizi ramadhan. Idealnya kita semua harus bisa melahap gizi ramadhan ini agar kita segar bugar dalam menghadapi samudera kehidupan 11 bulan berikutnya.
Singkat kata, Ramadhan ini adalah musim ibadah. Sayangnya selepas Ramadhan kita sering lupa semangat ibadah Ramadhan. Gizi ramadhan ini seolah habis sudah hanya dalam waktu sehari dipenghujungnya. Para ulama pun kerap mengingatkan agar ruh ibadah ramadhan ini dihidupkan terus sepanjang hayat. Sehingga kita tidak hanya menjadi hamba ramadhan, karena ramadhan itu sifatnya datang dan pergi. Yang perlu diingat oleh kita, seharusnya jadi hamba Alloh sejati, karena ramadhan ataupun bukan ramadhan, tetap istiqamah ibadah kepada Allah. Semangat ini terangkum dalam kata hikmah para ulama, "KUN ROBBANIYAN WALA TAKUN ROMADHONIYAN", JADILAH ENGKAU HAMBA-HAMBA ALLAH YANG TAAT KAPANPUN, BUKAN HANYA PADA BULAN RAMADHAN. Wallohu a'lam
First