Bagaimana itu terjadi? Selain karena faktor persinggungan antara
orang-orang Indonesia dan Arab, faktor intrinsik bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang bersifat terbuka terhadap kosa kata asing adalah sebab mendasar
bahasa Indonesia menerima unsur bahasa lain yang diperlukan, termasuk bahasa
Arab. Ada beberapa unsur serapan bahasa Indonesia dari bahasa-bahasa lainya.
Selain unsur leksikal, unsur fonem, morfon, dan gramatikal Arab, juga
ditengarai turut mempengaruhi serapan dalam bahasa Indonesia.
Jika ditelaah, dalam Kamus Besar bahasa Indonesia cukup banyak kosa kata
yang diserap dari bahasa Arab. Kosa kata itu adalah yang dapat
diidentifikasikan sebagai kosa kata yang berasal dari bahasa Arab, bahkan
terdapat pula kosa kata yang tidak terlihat lagi ciri kearabannya. Hal ini
disebabkan oleh keakraban pemakainya dengan kosa kata itu disamping karena kosa
kata itu sudah menyatu dengan lidah pemakai bahasa Indonesia.Misalnya banyak
orang menduga kata walau, rela, saham dan mungkin bukan berasal dari bahasa
Arab.
Dalam kaitan itulah,
saya akan mengemukakan unsur-unsur serapan bahasa Arab dan proses penyerapannya
dalam bahasa Indonesia, dengan membandingkannya dengan bahasa sumber yaitu
bahasa Arab, sehingga kita dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi
setelah bahasa Arab itu diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Pengertian Unsur
Serapan
Dalarn Kamus Urnurn
bahasa Indonesia, unsur serapan di defenisikan sebagai berikut:
Unsur adalah bahan
asal, zat asal, bagian yang terpenting dalarn suatu hal, sedangkan serapan
adalah pemasukan kedalam, penyerapan masuk ke dalam lubang-Iubang kecil
(Poerwadarminta, 1985 : 130 dan 425).
Menurut Samsuri (1987
: 50) serapan adalah “pungutan”, sedangkan Kridalaksana (1985 : 8) memahami
kata serapan adalah “pinjaman” yaitu bunyi, fonem, unsur gramatikal atau unsur
leksikal yang diambil dari bahasa lain.
Dari beberapa pendapat
diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa unsur serapan adalah : unsur dari
suatu bahasa ( asal bahasa ) yang masuk dan menjadi bagian dalarn bahasa lain (
bahasa penerima ) yang kemudian oleh penuturnya dipakai sebagaimana Iayaknya
bahasa sendiri.
Bahasa Sumber
Sekalipun jumlah
bahasa di dunia banyak, pengambilan kosa kata tidak selalu berlangsung dari
banyak arah. Artinya, banyak bahasa yang hanya sedikit saja memberi, atau
bahkan sama sekali tidak
Tahun ke 2, Nomor 2
,Nopember 2004 66
Zuhriah نادي الأدب
memberi, tetapi banyak
sekali mengambil kata. Sebaliknya, banyak bahasa yang sedikii saja mengambil,
tetapi banyak memberi. Bahasa yang memberi kepada bahasa lain atau bahasa yang
kosa katanya diambil oleh bahasa lain disebut bahasa sumber pengambilan, disingkat
bahasa sumber (Sudarno, 1990: 15)
Proses penyerapan
bahasa lain termasuk bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan cara
pengintegrasiannya, dapat dibagi menjadi dua bagian :
Melalui pemakaian
bahasa sehari-hari
Cara pengintegrasian
seperti ini disebabkan adanya hubungan atau kontak langsung antara penuturtur
asli ( penutur sumber ) dengan penutur bahasa Indonesia da!arn pergaulan hidup
sehari-hari.
Melalui pengajaran dan
tulisan
MeIalui pengajaran
yang dilakukan lewat penyebaran agama Islam di Indonesia disamping pengajaran
bahasa Arab itu sendiri baik dibangku sekolah maupun di luar sekolah. Melalui
tulisan berupa buku-buku ilrnu pengetahuan, seni, kebudayaan dan sarana tertulis
lainnya, seperti surat kabar dan majalah.
Jika kita menelaah
penyerapan kosa kata Arab ke dalam bahasa Indonesia akan terlihat bahwa kosa
kata Arab yang memperkaya kosa kata Indonesia itu tidak semuanya diterima
secara utuh, tetapi ada juga yang diserap melalui penyesuaian huruf dan lafal
atau pengucapannya.
Hal ini terjadi karena
kedua bahasa itu mempunyai perbedaan sistem bunyi dan lambang bunyi. Perbedaan
bunyi antara kedua bahasa itu disebabkan oleh adanya bunyi bahasa dalam bahasa
Arab yang tidak dimiliki oleh bahasa lndonesia. Demikian pula lambang bunyi
antara kedua bahasa tersebut tidak sarna. Bahasa Arab mempunyai lambang bunvi
yang disebut huruf hijaiah, sedangkan bahasa Indonesia menggunkan lambang bunyi
yang disebut abjad.
Karena
perbedaan-perbedaan tersebut di atas, maka pada tahun l987, Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama yang
berisi tentang Pedornan Transliterasi Arab — Latin.
Pola Penyerapan Bahasa
Arab ke dalam Bahasa Indonesia
Pada garis besarnya
ada tiga macam pola penyerapan kosa kata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia
yaitu:
Tahun ke 2, Nomor 2
,Nopember 2004 67
Zuhriah نادي الأدب
Pola penyerapan penuh
Penyerapan penuh
adalah penyerapan fonem secara utuh tanpa ada perubahan karena fonem bahasa
Arab setelah ditransIiterasi mempunyai kesamaan dengan fonem bahasa Indonesia.
Contoh : kata “bab”,
”muslim”, “masjid” setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan, tetap menjadi kata bab, muslim dan masjid (mesjid).
Pola penyerapan
sebagian
Penyerapan sebagian
adalah sebagian fonem yang terdapat dalarn sebuah kata disesuaikan ke dalam
bahasa Indonesia. Hal itu dilakukan karena dalam bahasa Indonesia fonem itu
tidak ada. Penyesuaian ini bisa berupa penghilangan fonem atau pergantian
fonem.
Contoh :
“Qira”ah” setelah
diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “kiraat”. Transliterasi fonem hamzah
( ‘ ) dihilangkan, sedangkan “mu’tamar” setelah diserap menjadi “muktamar”.
Transliterasi fonem harnzah ( ‘ ) diganti dengan /k/.
Pola penyesuaian lafal
Penyesuaian lafal yang
dimaksud terdapat dalam kata-kata Arab yang mengandung vokal panjang, serta
gugusan konsonan yang tcrdapat diakhir kata. Penyesuaian ini bisa berupa
penambahan fonern, penghilangan fonern, pergantian fonem, bahkan penghilangan
suku kata.
Contoh :
“Sabr” setelah diserap
menjadi “sabar” ( penambahan vokal /a/ )
“Jild” seteIah diserap
menjadi “Jilid” ( penambahan vokal /i/ )
“Hukm” setelah diserap
menjadi ”hukum” ( penambahan voka /u/ )
“Nafakah” setelah
diserap menjadi “nafkah” ( penghilangan vokal /a/ )
“Kafir” setelah
diserap menjadi “kafir” ( penghilangan vokal panjang /a/ )
“Dalil” seteIah
diserap menjadi “dalil” ( penghilangan vokal panjang /i/ )
“Masyhur” setelah
diserap menjadi “masyhur” ( penghilangan vokal panjang /u/ )
“Hayran” setelah
diserap menjadi “heran” ( pergantian fonem /ay/ menjadi /e/ )
Tahun ke 2, Nomor 2
,Nopember 2004 68
Zuhriah نادي الأدب
“Sadaqah” setelah
diserap rnenjadi “sedekah” ( pergantian voka /a/ menjadi /e/ )
“Tarikat” setelah
diserap menjadi “tarekat” ( pergantian vokal /i/ menjadi /e/ ) “Ruh” setelah
diserap menjadi “roh” ( pergantian vokal /u/ menjadi /o/ )
“Istirahat” setelah
diserap menjadi “rehat” ( penghilangan suku kata )
“Isnayn” setelah
diserap rnenjadi “senin” (penghilangan suku kata)
Penyimpangan
Penyerapan
Dalam proses
penyerapan dari suatu bahasa sumber ke dalam bahasa lain, termasuk penyerapan
dari bahasa Arab ke dalarn bahasa Indonesia, sering kita menemukan adanya
penyimpanga-penyimpangan baik dari segi pola penyerapan maupun dari segi makna.
Hal ini rnenjadi sesuatu yang terabaikan dan kurang dipertimbangkan oleh
ahli-alili bahasa dalam menyerap kosa kata-kosa kata dari bahasa sumber.
Penyimpangan-penyimpangan
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Penyimpangan Pola
Penyerapan
- Fonem /kh/, sesuai
dengan pola penyerapannya tetap menjadi /kh/. Namun pada kenyataannya dalam
beberapa kata, fonem /kh/ berubah menjadi fonem /k/.
Contoh : “khabr”
rnenjadi “kabar” semestinya “khabar”
“naskhah” menjadi “naskah”
semestinya “naskah”
- Fonem /d/ sesuai
dengan pola penyerapannya tetap menjdi /d/, namun dalarn kenyataanya ditemukan
ada fonem /d/ berubah menjadi /l/.
Contoh : “rida”
menjadi “rela” semestinya “rida”
“fard” menjadi “perlu”
semestinya “fardu”
- Fonem /z/ sesuai
dengan pola penyerapannya tetap menjadi /z/, namun pada kenyataannya dalam
beberapa kata ditemukan fonem /z/ berubah menjadi /s/ ).
Contoh : “rnajàz”
menjadi “majas” semestinya “majaz”
“markaz” menjadi
“markas” semestinya “markaz”
Dan masih banyak lagi
contoh penyimpangan dari segi pola penyerapan yang tidak sempat penulis
sebutkan pada kesempatan ini karena keterbatasan waktu.
Tahun ke 2, Nomor 2
,Nopember 2004 69
Zuhriah نادي الأدب
Penyimpangan Makna
Makna kata adalah
sesuatu yang sangat urgen dalarn suatu bahasa sehingga salah satu cabang dari
ilmu bahasa yaitu semantik, membahas khusus rnasalah ini. Narnun dalam proses
penyerapan suatu bahasa ke bahasa yang lain, hal ini seringkali terabaikan.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh tentang fenomena tersebut :
- “Kalimah” dalam bahasa
Arab berarti kata, dan setelah kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia makna
itu berubah menjadi “kalimat” yaitu susunan dari beberapa kosa kata.
- “Kulliah” dalam bahasa
Arab berarti Fakultas, setelah kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia,
makna “kuIiah” berubah menjadi “pelajaran”.
- “Ulama” daiarn bahasa
Arab mempumyai makna jamak yaitu banyak orang berilmu, namun setelah kata itu
diserap ke dalam bahasa Indonesia, makna itu berubah menjadi tunggal yaitu
seorang yang berilmu.
Penutup
Bahasa Arab dan bahasa
Indonesia mempunyai perbedaan sistem aksara, struktur fonologis dan morfologis,
sehingga penyerapan kosa kata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia mengalami
beberapa proses yaitu pengintegrasian yaitu melalui pemakaian sehari-hari,
pengajaran dan tulisan, Selain itu, penyerapan kosaa kata bahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia harus berdasarkan pola-pola yang ada, yaitu proses penyesuain
fonem, proses penyesuaian lafal dan terdapat pula proses penyerapan penuh jika
fonem yang ada diantara kedua bahasa tersebut setelah ditransliterasi adalah
sama. Meskipun pola-pola penyerapan te!ah ada, ternyata
penyimpangan-penyimpangan tetap saja ada baik dari segi pola itu sendiri maupun
dari segi makna.
Untuk itu diharapkan
pada masa yang akan datang, para ahli bahasa tetap memperhatikan makna dari
kosa kata bahasa sumber sebelum mengadakan atau melakukan proses penyerapan
agar bisa terhindar dari penyimpangan-penyimpangan. Untuk para peneliti
diharapkan mengkhususkan penelitiannya tentang serapan bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia pada aspek maknanya.
Tahun ke 2, Nomor 2
,Nopember 2004 70
Zuhriah نادي الأدب
DAFTAR PUSTAKA
Akkase Teng, Bahar.
1995. “Alih Aksara Bahasa Arab ke Bahasa lndonesia.” MakalahBulan
Bahasa. Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
Aswad. 1988. “‘Bentuk
Serapan Bahasa Arab dalarn Bahasa Indonesia.” Ujung Pandang: Skripsi Fakultas
Sastra Universitas Hasanuddin.
Burhanuddin, Erwina,
dkk. 1993. Penelitian Kosa Kata Bahasa Arab dalarn Bahasa Indonesia. Jakarta
: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kridalaksana,
Harimurti. 1985. Kamus Linguistik. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Madjid, Nasruddin.
1984. “Unsur Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia.” Ujung Pandang. Skripsi Fakultas
Sastra Universitas Hasanuddin.
Poerwadarminta, W.J.S.
1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Samsuri. 1987.
Analisa Bahasa. Jakarta: Airlangga
Soedjito. 1988.
Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia
Sudarno. 1990. Kata
Serapan dari Bahasa Arab. Jakarta : Afrika Media Utama.
Suhaib, Muhammad
Sujuthi. 1993. “Peran Bahasa Arab dalam Kebudayaan Nasional.”MakaIah dalam
Seminar Sehari Himpunan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
________________.
1995. Glosarium Kosa Kata Bahasa Arab yang Diserap dari Bahasa Arab. Ujung
Pandang: IKIP
Taha, Zainuddin. 1985.
“Suatu Wacana Dua Bahasa Factor-faktor Sosiolinguistik Alih Kode Bahasa Bugis -
Bahasa Indonesia.” Disertasi FakuItas Sastra Universitas
Hasanuddin.
http://zoelfansyah.blogspot.com/2012/02/antara-bahasa-arab-dan-bahasa-indonesia.html
EmoticonEmoticon