Bagaimana Cara Mudah Hafal Tanpa Menghafal

Menghafal itu bukan hanya soal kecerdasan intelektual tetapi ketekunan, keistikomahan dan keseriusan. Dan itu akan menjadi lebih baik kalau sudah menjadi rutinitas atau habits Anda.

Bahkan jika suah menjadi habit, tanpa menghafal pun bisa hafal dengan sendirinya.. Percaya?

Coba saja Anda ingat-ingat pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di suatu tempat. Saya ambil contoh saat pertama kali merantau di kota Bandung. Biasanya bingung menghafal jalan. 

Seperti yang pernah saya alami. Ketika mau ke Daaruttauhiid naik Damri dari Damri. Bukannya berhenti di jalan Gegerkalong Girang, justru baru nyampe Gegerkalong Hilir saya sudah turun.

Walhasil ya mau tidak mau harus jalan kaki lagi melewati Pasar di Gerlong Tengah. Sungguh terlalu hehehe

Namun seiring berjalannya waktu jalan yang dimaksud lambat laun sudah hafal di luar kepala. Sekarang sudah tidak asing lagi. Walaupun mungkin suasanya sudah berbeda. Mengingat kalau perkembangan wilayah kota itu berbeda dengan pedesaan.

Kejadian salah jalan seperti itu mungkin juga pernah anda alami dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Namun pada intinya dapat kita ambil hikmahnya. Termasuk hikmah tersebut bisa kita adopsi dalam dunia hafal-menghafal Al-Qur'an.

Menghafal Al-Qur'an saat ini sudah menjadi tren umat Islam Indonesia yang sangat menggembirakan. Ini terbukti dengan menjamurnya komunitas-komunitas menghafal Al-Qur'an dengan berbagai corak kreativitasnya masing-masing.

Sebagai contoh adalah menghafal Al-Qur'an yang dimotori oleh Ustadz Yusuf Mansur dengan Pondok Pesantren Darul Qur'an dan Rumahj Tahfidznya yang tersebar ribuan di wilayah NKRI bahkan cabangnya hingga ke luar negeri seperti di Palestina dan negara lainnya.

Selain secara kelembagaan beliau pun menggagas program yang bersifat universal seperti program Indonesia Menghafal, One Day One Ayat, PPPA dan lain-lain.

Kemajuan dalam bidang spiritual, khususnya menghafal Al-Qur'an disambut antusias oleh masyarakat. Sehingga bermunculan lah acara Televisi yang menghadirkan pesan pentingnya menghafal Al-Qur'an.

Dalam dunia pendidikan sekolah pun terjadi kenaikan grade sekolah yang bergeser ke arah lebih maju. Contoh kecil kalau dulu Sekolah Dasar (SD) yang menjadi idola itu adalah SD Negeri. Selanjutnya kalah pamor dengan SD Islam Terpadu. Maka sekarang tren nya adalah SD Tahfidz.

Tahfidz Qur'an yang digagas oleh UYM hanyalah satu contoh. Karena masih banyak lagi komunitas, lembaga atau program lain yang bermunculan secara signifikan. Sebut saja YKTN, MBS dan lain-lain.

Tidak mengherankan kalau pemerintah pun turun memperhatikan program tahfidz ini. Seperti pemerintah Jawa Barat sekarang menggandeng ustadz Adi Hidayat untuk menyukseskan program satu keluarga/satu desa satu penghafal Al-Quran.

Meskipun demikian, tidak kecil kemungkinan masih ada orang yang beranggapan bahwa menghafal Al-Qur'an itu tidak mudah. Bahkan mungkin masih bercokol dalam benaknya kata "mustahil". Bisa jadi mereka yang bernada pesimistis tersebut belum pernah merasakan nikmatnya berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Dan sesungguhnya menghafal Al-Qur'an itu bisa dikatakan mudah. Asalkan tahu ilmu dan aturannya. Seperti halnya ilustrasi tentang menghafal jalan di atas. Maka menghafal Al-Qur'an bisa jadi lebih mudah jika kita sering berinteraksi dengan Al-Qur'an. Lebih sederhananya kita sering membaca Al-Qur'an.

Dengan kita sering membacanya, apalagi bisa khatam berkali-kali maka secara otomatis pikiran bawah sadar kita pun ikut mengenali setiap huruf, kata, kalimat yang ada dalam Al-Qur'an karena setiap saat kita membacanya.

Contoh sederhana kita bisa belajar kepada orang-orang tua kita. Mereka biasanya punya rutinitas membaca surat Yasin setiap malam jum'at. Kebiasaan rutin tersebut tanpa disadari telah membuat surat Yasin menempel di dadanya (hafal). Jadi mereka bisa hafal tanpa menghafal.

Orang yang rajin mengkhatamkan membaca Al-Qur'an berbeda dengan orang yang jarang membaca Al-Qur'an. Ini hasil hafalannya akan berbeda pula saat kedua tipe orang ini menyengaja fokus menghafal Al-Qur'an.

Jadi dengan pengulangan membaca al-Quran yang dilakukan terus-menerus akan menghasilkan hafalan yang lebih cepat dan mantap. Sehingga hasilnya bisa hafal tanpa menghafal. Para pakar bilang dengan istilah metode tikrar dan sebagainya.

Seperti ini pula yang dilakukan para siswa MTsN 12 Kuningan. Mereka mengulang hafalannya setiap kali pergantian jam pelajaran. Hasilnya lambat laun mereka Hafal Tanpa Menghafal (HTM). Meskipun kami belum memaksimalkan dalam hal mengulang khataman tilawahnya.
Previous
Next Post »